Visitasi Belmawa di Cokrodiningratan: Program Desa Ramah Lingkungan PPKO UAD Raih Perhatian
Pada Jumat, 11 Oktober 2024, Belmawa (Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan) melakukan visitasi di Kalurahan Cokrodiningratan, Yogyakarta. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Penguatan Kapasitas Ormawa (PPKO) oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang dilaksanakan oleh Tim PPKO Pendidikan Biologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di daerah binaan tersebut. Acara dimulai pukul 08.00 dan berlangsung hingga selesai, dengan tujuan memverifikasi laporan kegiatan di lapangan.
Acara ini turut dihadiri oleh Bapak Choirul Fajri, S.Ilkom., M.A. selaku Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni UAD (BIMAWA), Bapak Danang Sukantar, M.Pd. selaku Kepala Bidang Pembinaan Organisasi Kemahasiswaan dan Prestasi Mahasiswa BIMAWA, serta beberapa tokoh masyarakat Cokrodiningratan.
Anggun Lintang Permata Putri, Ketua Organisasi Mahasiswa Pendidikan Biologi dan anggota tim PPKO, menjelaskan bahwa program ini dimulai pada Februari 2024 dengan survei di dua lokasi potensial yaitu, Kota Gede dan Cokrodiningratan. Dengan melalui beberapa pertimbangan akhirnya Cokrodiningratan dipilih menjadi Tempat untuk pelaksanaan Program yang nantinya akan dilakukan oleh Tim PPKO Pendidikan Biologi UAD karena memiliki potensi topik yang menarik.
Program bertema “Desa Ramah Lingkungan” ini mencakup empat topik utama yaitu: penghijauan, pengolahan sampah, pengelolaan limbah, dan kesejahteraan sosial. Salah satu kegiatan utama adalah “sekolah sungai” yang mengajarkan masyarakat tentang cara bertahan hidup di bantaran sungai serta menjaga lingkungan sekitar. Masyarakat diajak untuk belajar Berorganisasi yang kuat sebagai dasar mencapai tujuan bersama untuk Daerah Cokrodiningratan ini.
Anggun menuturkan bahwa program ini telah membawa perubahan signifikan. “Masyarakat sekarang lebih peduli terhadap pengelolaan sampah dan limbah, serta mulai mengembangkan produk dari hasil limbah, seperti maggot kering untuk pakan ikan, lilin aromaterapi dari minyak jelantah, sabun lerak yang ramah lingkungan, kompos dari sisa makanan, hingga stik sawi,” ujarnya. Metode pembelajaran yang digunakan dalam sekolah sungai mencakup pendekatan klasik (teori) dan praktikal (praktek).
Visitasi Belmawa pada hari itu difokuskan pada klarifikasi dan verifikasi apakah program tersebut berjalan sesuai dengan laporan yang disampaikan. Hal ini menjadi bagian dari penilaian program untuk lolos ke tahap penghargaan “Abdidaya.” Anggun mengungkapkan harapannya, “Kami merasa bangga telah sampai di titik ini dan tinggal selangkah lagi menuju kemenangan dan semoga mendapat hasil yang terbaik.”
Sementara itu, Dra. Zuchrotus Salamah, M.Si., selaku dosen pembimbing tim PPKO Pendidikan Biologi, optimis program ini dapat lolos Abdidaya. “Program ini telah dirancang dengan matang dan sesuai dengan potensi daerah Cokrodiningratan,” katanya. Ia juga menyampaikan pesan kepada tim agar terus bersemangat, mengingat program ini tidak hanya mengasah softskill mahasiswa tetapi juga menjadi pembelajaran nyata sebelum mereka terjun ke masyarakat.
Visitasi Belmawa ini menjadi langkah penting bagi Tim PPKO Pendidikan Biologi UAD dalam upaya membangun Desa Ramah Lingkungan di Cokrodiningratan serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui program yang berkelanjutan.