Kenalkan Kabinet Berdaya, BEM FAPSI UAD Adakan Podcast Bertajuk Golden Era
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (BEM FAPSI UAD) menayangkan podcast bernama Psychotoria Podcast, yang disiarkan pada tanggal 01 Januri 2022 melalui Instagram @bemfapsiuad, dengan mengusung tajuk End Of Golden Era Kabinet Berdaya. Mereka mengundang tiga narasumber yaitu Roja Andra Kusuma selaku Gubernur, Alfreda Fathyah selaku Wakil Gubernur, dan Diash Purnama selaku Koordinator Departemen Kabiner Berdaya.
Andra menjelaskan mengenai kepengurusan Kabinet Berdaya yang mempunyai nilai historis yang dalam bahwa, sebelum mereka sah menjadi pengurus baru dalam BEM FAPSI UAD, ia dan wakil gubernur sudah aktif mengisi kekosongan kepengurusan sebelum periode mereka berjalan,
“Sebenarnya kami sudah lebih dari satu periode. Kami mengisi kekosongan tersebut, karena pengurus sebelumnya katakanlah sedang berada diambang ambiguitas, antara masih menjadi pengurus atau tidak, sehingga kamilah yang mengisi kekosongan itu. Sampai tiba ditangan Dekan dan Wakil Dekan untuk segera menlegalkan kepengurusan kami, karena hal ini merupakan upaya penting untuk mengaktifkan kegiatan mahasiswa kembali di Fakultas Psikologi, sehingga setelah kami berdua sah di kongres, kami membuka open recruitmen pengurus Kabinet Berdaya,” ujar Andra lagi.
Fatyah pun turut menjelaskan filosofis kata Kabinet Berdaya. Ia mengatakan bahwa kata tersebut berangkat dari sebelum mereka terjun di Kabinet Berdaya. Berdaya menurutnya waktu itu adalah sebuah jargon. Secara sederhana Kabinet Berdaya mempunyai arti yaitu BEM yang dahulu sempat mati suri, lalu bangkit kembali dan bersenyawa untuk berdaya, di sini mereka berharap mampu berdaya untuk diri sendiri dan sekitar, terkadang orang lupa untuk berdayakan diri sendiri, karena terlalu fokus memberdayakan orang lain.
“Jadi dalam kabinet ini kami ingin mengingatkan bahwa pentingnya untuk berdayakan diri dahulu, sehingga nanti ketika berdayakan sekitar akan berjalan dengan baik,” sambung Andra.
Diash pun turut berpendapat, “menurut saya di Kabinet Berdaya ini, saya benar merasakan arti dari ‘berdaya’, itu terlihat dari cara pengurus mengoptimalkan partisipan dari keluarga besar mahasiswa Psikologi, untuk turut berkerja sama dalam kegiatan BEM, yang tadi masa online terasa begitu tidak aktif, melalui Kabinet Berdaya kembali membuka kegiatannya, dengan tujuan mengajak partisipan untuk aktif kembali di masa transisi.”
Menurut Diash mengenai Kabinet Berdaya adalah Golden Era. Kalau dari ia pribadi, ia tidak ingin mendeklarasikan Kabinet Berdaya adalah kabinet Golden Era. Ia hanya memberikan semampunya sebuah bantuan kepada pengurus, dalam menjalankan program kerja sebaik-baiknya dan sebermanfaatnya.
Ia menekankan lagi bahwa sebenarnya mengenai Golden Era ia yakin kabinet-kabinet sebelumnya juga mempunya Golden Era-nya masing-masing. Mereka mempunyai banyak hal positif dan yang dibanggakan masing-masing.
“Saya bepikir bahwa setiap masa ada orangnya, setiap orang ada masanya. Tapi untuk masa ini adalah masa Kabinet Berdaya. Mungkin karena itu juga dianggap sebagai Golden Era. Akan tetapi jika hal tersebut adalah penilaian dari luar, saya tidak masalah karena berdasarkan objektif orang luarlah yang harus menilai, yang pasti di kabinet ini kami hanya berusaha menjalankan kepengurusan di BEM dengan semakismal dan sebaik-baiknya selagi kami masih menjabat,” tutur Diash lagi.
Sumber foto: instagram @bemfapsiuad