Menyetel Ulang Klip Sejarah Peradaban Situs Cagar Budaya Makam Ratu Malang
Gunung Kelir (18/9) – Kalurahan Pleret jika dipandang dalam sudut wisata dan sejarah, maka tak akan ada habisnya, mengapa demikian? Karena lokasi tersebut menyimpan segudang sejarah serta normalisasi wisata yang kian gencar tiap harinya. Pembangunan serta revitalisasi terus di gaetkan mengingat banyak wisatawan yang sengaja berkunjung ke lokasi tersebut. Salah satu tempat bersejarah yang masih eksis hingga saat ini ialah wisata Lereng Sentono yang terletak di Padukuhan Gunung Kelir. Wisata Lereng Sentono ini juga menyimpan cerita yang menarik yakni terdapat sebuah makam yang bernama Makam Ratu Malang.
Di tempat ini, tim pelaksana sengaja berkunjung ke lokasi tersebut mengingat hal itu adalah salah satu potensi wisata yang luar biasa. Sehingga dari Dana Keistimewaan melalui BKK Kesejarahan Dinas Kebudayaan Provinsi DIY Tahun Anggaran 2023 melalui pihak Kalurahan Pleret pun dengan senang hati mendukung ke mega proyek pembangunan lokasi wisata Lereng Sentono tersebut, tutur Bapak Taufiq kamal ketika tim pelaksana meminta informasi terkait lokasi tersebut.
Salah satu fokus utama pelestarian cagar budaya ini adalah pembangunan dan pelestarian situs Ratu Malang, yang merupakan bagian penting dari sejarah dan budaya Yogyakarta. Situs Ratu Malang memiliki nilai historis yang tinggi dan dikenal sebagai salah satu situs bersejarah peninggalan kerajaan Mataram Islam yang perlu dijaga keberadaannya.
Ciri khas bangunan situs Lereng Sentono atau situs Makam Ratu Malang ialah dengan hadirnya atap tumpang tiga dengan ornamen yang kaya akan detailnya. Pada sisi atas pun juga terdapat istilahnya “Air Abadi” yang warna airnya cukup hijau dikarenakan lumut, di mana air tersebut tidak pernah surut mengingat pada tahun 2023 pertengahan hingga akhir, Indonesia dilanda musim kemarau yang membuat sebagian lokasi kekurangan air hingga dehidrasi lingkungan. Dengan dikelilingi oleh tembok besar yang sudah ratusan tahun berdiri, ditandai dengan arsitektur khas serta lumut dan retaknya bebatuan, tentu menambah nilai historis di lokasi tersebut. Pada beberapa titik pun juga terdapat sesaji serta dupa yang ditujukan kepada penunggu situs tersebut. Pak Wahyudi namanya, beliau adalah ketua kelompok tani di Kalurahan Pleret sekaligus salah satu orang yang paham mengenai situs tersebut, ketika tim pelaksana berbincang dengan beliau, memang benar hal tersebut adalah murni dari sugesti mereka terkait mistisnya lokasi tersebut, “Sebenarnya itu tergantung perspektif masing-masing orang dalam memahami makna sejarah” ujar Pak Wahyudi.
Terpendam juga kisah menarik di dalamnya di mana latar belakang situs ini erat hubungannya dengan tokoh utama yang dimakamkan, yakni Ratu Mas Malang dan Ki Panjang Mas. Ratu Malang yang bernama asli Retno Gumilang adalah salah satu selir Amangkurat I yang paling cantik, paling dicintai, dan membuat Sang Raja mabuk kepayang. Kecintaannya terhadap Ratu Malang terlalu berlebihan sehingga mengabaikan urusan negara. Selain itu puluhan selir lainnya tersingkir karena kehadirannya. Bahkan Permaisuri dibuang oleh Sang Raja lalu mengangkat Ratu Malang sebagai penggantinya. Itulah sebabnya dinamakan Ratu Malang.